Welcome to My Blog

Hey kawan! selamat datang di blog Karina Marsha Kambali!! selamat membaca info yang ada di blog ini! harap ada komentar!

Kamis, 10 Februari 2011

Cerpenku by Karina Marsha Kambali


Dikejar Bersama Sahabat


  Hari ini aku senang sekali karena terpilih menjadi pembaca doa di upacara Senin depan.  Aku dan teman-temanku yang akan menjadi petugas upacara dan teman-teman yang akan melatih kami menentukan kalau hari ini kami latihan upacara dan  berkumpul di pos hansip dekat sekolah. Sorenya,aku dijemput Rara dan Nadya untuk pergi berkumpul di pos hansip.
  Sambil menunggu teman-teman yang lain datang,aku berbincang-bincang juga bercanda dengan Rahma,Mirtha dan Reni. Sementara anak-anak perempuan lain ada yang berbincang-bincang dan duduk di pos hansip sedangkan anak laki-lakinya bermain sepeda dan motor mengelilingi lingkungan di pos hansip. Saat sedang asyik-asyiknya bercanda,tiba-tiba ada 3 anak laki-laki dari ‘SMP ?’. menghampiri Rara dan Shella. Kemudian Rara menghampiri kami.
  “kenapa Ra? Eh! Loe ati-ati sama anak-anak itu? Tadi kenapa? Kok loe sama Shella di samperin sih?”tanyaku penasaran.
  “ih! Masa tadi gue ama Shella di gangguin ama mereka. Ih! Gue takut tau!”kata Rara dengan wajah yang bingung.
  Tiba-tiba Rahma,sahabatku yang tomboy menghampiri 3 anak laki-laki itu. Aku,Rara, Reni dan Mirtha hanya melihat dari jarak jauh di dekat telepon umum. Saat Rahma selesai bicara pada 3 anak itu,3 anak itu langsung pergi. Dengan santai Rahma berjalan ke arah kami.
  Kami bertanya-tanya pada Rahma kenapa ketiga anak laki-laki itu pergi setelah bicara pada Rahma. Ternyata Rahma marah-marah dan menantang ketiga anak laki-laki tadi.
  “eh! Gawat! Parah banget! Mereka ‘kan anak kampung belakang! Mereka tuh kasar! Jangan main-main sama mereka!”seruku kaget.
  “udah tenang aja sih! Gak bakal kenapa-kenapa!”jawab Rahma santai.
  Tak ada lima menit kemudian,tiba-tiba 3 anak laki-laki tadi kembali dengan teman-teman laki-lakinya sambil membawa patahan asbes,kayu dan beberapa benda tumpul. Aku langsung berpikiran negatif. Aku dan teman-temanku bingung apa yang harus dilakukan. Saat ingin meminta bantuan teman-teman laki-laki,mereka malah sudah kabur duluan.
  “aih?! Parah banget! Anak laki-lakinya malah kabur duluan!”seruku panik.
  Akhirnya para anak perempuan berlari mengikuti anak-anak laki-laki yang naik motor dan sepeda. Aku dan teman-teman melarikan diri dengan panik dan bingung. Beberapa kali aku dan teman-teman menoleh ke belakang dan masih ada anak-anak laki-laki yang mengejar kami sambil membawa benda-benda berbahaya itu.
  “eh! Gimana nih! Sepi banget! Lewat mana nih? Lewat mana?”teriak beberapa teman perempuanku.
  “eh! Lewat sini! Lewat sini! Belok kanan!”seru salah satu anak laki-laki.
  Daerah yang kami lewati sudah lewat dari blok F,padahal kebanyakan dari kami tak ada yang mengerti jalan ini. Jalan yang kami lewati begitu sepi dan membingungkan. Aku dan teman-teman perempuanku panik setengah mati. Kami terhenti karena bingung akan melewati jalan yang mana serta kelelahan.
  “ah elaahh.. enak banget sih anak lakinya pada naik sepeda ama motor!”seru Mirtha.
  “eh! Ayo! Lewat sini!! Ke kanan!”kata para anak laki-laki yang memimpin di depan.
  Dengan panik dan khawatir akan terkejar, kami semua langsung berlari dan masuk ke  tikungan kanan. Di sana hanya ada bundaran taman,rumah-rumah yang sepi dan jalan buntu. Beberapa anak laki-laki memeriksa keadaan di belakang kalau-kalau kami terkejar atau ada yang tertinggal. Semua nafas temanku terdengar terengah-engah dan pasrah.
  “eh itu ada gang kayaknya!! Ayo masuk ke sana! Cepet! Cepet!”seru teman-temanku.
  Aku dan teman-temanku masuk ke dalam gang yang menurutku seperti celah kecil. Kami masuk satu-persatu dengan panik. Semua saling membantu terutama saat memasukkan sepeda dan motor. Tapi yang langsung membuatku dan teman-temanku kecewa yaitu saat kami menoleh,ternyata kami masuk ke tanah kosong.
  “kenapa sih? Kok rame-rame begini?” tanya seorang ibu pemilik rumah dekat tanah kosong.
  “ini bu! Kita dikejar-kejar anak-anak SMP yang deket Mutiara!”kataku sedikit menjelaskan dengan terengah-engah.
  Aku dan teman-temanku kira,ibu itu mau membantu. Tapi ternyata cuma nanya dan langsung melanjutkan menggosip dengan tetangganya.  Rata-rata aku dan teman-temanku berpikiran negatif. Lalu,Gilbert, Dimas dan beberapa anak laki-laki memeriksa keadaan dengan mengintip keluar dengan jarak yang jauh dariku dan teman-teman.
  Mereka terlihat sedikit mengumpat dan bicara. Karena penasaran,aku dan dua teman perempuanku menghampiri mereka.
  “mereka udah pergi belom sih?!”tanyaku heran.
  “belom! Tapi udah mau pergi! Liat aja lagi!”kata Gilbert.
  Kami mengintip bersama-sama. Dan kagetnya,ternyata mereka masih ada dan masih sambil membawa asbes patah dan kayu. Aku dan yang lain kembali mengumpat. Kami mendengar benda-benda jatuh dari tempat anak laki-laki tadi berdiri. Beberapa detik kemudian,aku dan yang lain kembali mengintip. Untunglah! Mereka sudah pergi dan meninggalkan benda-benda berbahaya itu.
  Lalu kami latihan upacara dan menceritakan kejadian tadi pada Bu Siti,wali kelas kami. Ia memberi saran. Saat mau pulang,kami berkumpul lagi di pos hansip. Aku takut pulang sendiri karena rumahku dekat SMP 5 Terbuka.
  “eh gimana nih?! Ada yang mau nganterin gue pulang nggak? Rumah gue kan deket banget sama SMP 5 Terbuka! Gue takut!!” seruku panik.
  “eh! Ayo anterin Karina yuk! Rumahnya kan deket sama sekolah anak-anak tadi!!” seru beberapa temanku.
  Akhirnya aku pulang diantar teman-temanku yang jumlahnya kurang lebih 20 anak. Sesampainya di rumahku,Bapakku berangkat kerja dan berarti aku sendiri di rumah. Lalu aku kembali ikut teman-temanku ke pos. Beberapa saat kemudian,aku baru ingat kalau jam segini Mama sudah pulang.
  Karena takut pulang sendirian,aku minta diantar lagi oleh teman-temanku. Dan mereka mau mengantarku. Akhirnya teman-temanku pergi beramai-ramai untuk mengantarku pulang. Saat di jalan pulang,kami bertemu salah satu anak tadi yang sekarang sedang duduk di jendela kelas.
  “heh! Mana yang namanya *****?!” tanyanya.
  “Gue! Kenapa? Mau ngajak ribut? Ayo sini! Berani gue! Tapi,,gue kabur dulu!!”kata Gilbert yang langsung tertawa. Dan sesampainya di rumah,aku berterima kasih pada teman-teman karena mau mengantarku pulang.

Kutukan-kutukan terkenal (suka-suka)

1.Kutukan Porsche James Dean



Pada tanggal 30 september 1955, tepatnya pada pukul 5.45 seorang icon film yang bernama james dean meninggal dunia akibat kecelakaan saat mobil Porsche Spyder (Nicknamenya "Little Bastard" yang baru dibelinya menabrak mobil lain, pada saat kejadian James dean sedang bersama dengan Rolf Wutherich yang merupakan sahabatnya dan juga seorang mekanik, pada saat kecelakaan itu Rolf terlempar dari Mobil dan selamat dari kecelakaan maut itu, namun Dean terkunci di dalam mobil, lehernya patah. Donald Turnupseed, pengemudi dari mobil yang ditabrak oleh dean hanya mengalami cedera ringan, setelah tragedi tersebut, seorang modifikator mobil bernama George Barris membeli rongsokan mobil itu seharga $2.500. Saat mobil itu tiba di garasi Barris, Porsche ini tergelincir dan jatuh menimpa salah satu mekanik yang sedang mengeluarkan mobil ini, kecelakaan ini mengakibatkan mekanik tersebut patah kedua kakinya.

Barris mempunyai firasat buruk sejak pertama kali melihat mobil ini, dan kecurigaanya pun terbukti saat balapan di Pornona Fair Grounds pada 24 oktober 1956, dua orang dokter yang bernama Troy McHenry dan William Eschrid yang mana mobil mereka mempunyai onderdil yang di ambil dari "Little Bastard", McHenry tewas di saat mobilnya yang menggunakan mesim porsche hilang kendali dan menabrak pohon, sementara itu mobil Eschrid terbalik namun Eschrid selamat walaupun menderita luka parah, selanjutnya dia mengatakan bahwa mobil yang ia pakai tiba tiba terkunci saat dia sedang menikung,
Kecelakaan yang berhubungan dengan mobil ini terus berlanjut sampai tahun 1960

2.Kutukan 27

Klub 27 ini juga dikenal sebagai klub 27 abadi,ini adalah nama budaya pop kepada sekumpulan dari musisi rock dan blues yang kesemuanya mati pada saat berusia 27 tahun, terkadang akibat hal misterius, ada beberapa perdebatan kepada kriteria yang digunakan untuk memasukkan orang kepada klib ini, pendorong dari pembentukan grup ini adalah kematian beberapa musisi ini yang kebetulan pada Usia 27. Termasuk di grup ini adalah Jimi Hendrix, Jim Morrison dan Janis Joplin, Brian Jones juga termasuk, Kemudian Kurt Cobain juga sekarang sering di anggap layak masuk ke dalam grup ini karena impactnya dalam bidang musik beberapa tahun belakangan ini
3.Kutukan Tutankhamen


Mungkin inilah kutukan yang paling fenomenal dan misterius di dunia, ceritanya beberapa bulan setelah pembukaan makam tutankhamen's tragedi menimpa Lord Carnarvon -57 tahun- (Penyumbang dana untuk pencarian makam tutankhamen), beliau mengalami penyakit misterius dan dilarikan ke cairo, dan meninggal beberapa hari kemudian, penyebab pasti kematiannya tidak diketahui, namun sepertinya penyebabnya akibat infeksi terhadap gigitan srangga, Legenda mengatakan bahwa saat dia meninggal terjadi banyak kejadian yang tidak bisa diterima akal sehat. seluruh cairo menjadi gelap dan tidak ada cahaya, Anaknya juga melaporkan bahwa anjing kesayangannya menggonggong dan tiba tiba langusng mati. yang lebih aneh lagi, di saat mummy tutankhamen di buka pada tahun 1925, ditemukan adanya luka di pipi kiri tepat sama persis seperti posisi gigitan serangga pada Carnavaron,

Pada Tahun 1929 sebelas orang yang terhubung dengan pencarian makam meninggal mendadak dan dengan cara yang tidak wajar. ini juga termasuk dua kerabat dari Carnavaron. Sekretaris Pribadi Carter, Richard Bethell dan Ayahnya, Lord Westburry, Westburry mengakhiti hidupnya sendiri dengan cara melompat dari atas gedung, dan dia meninggalkan pesan yang bertuliskan "Aku benar benar tidak tahan lagi terhadap horror ini, dan tidak tahu harus bagaimana lagi, jadi aku mencari jalan keluarku"

Harry Potter and The Dealthy Hallows

Memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.

Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.


Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan horcrux-horcrux Voldemort.


Pencarian Horcrux



Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.

Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric's Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.

Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu - sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap.

Relikui Kematian


Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.


Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka, Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3] Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.


Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.


Pertempuran Hogwarts


Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri tapi juga menghancurkan mahkota itu.


Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape
bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6] Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk
membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika
Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya.

Sabtu, 05 Februari 2011

Sahabat

Sahabat..
menurutku sahabat adalah orang yang terpenting kedua setelah keluarga.

Menurutku,sahabat adalah orang yang menerima kita apa adanya.

Sahabat selalu menghapus air mata kita disaat air mata kita mengalir sederas apapun.
Sahabat selalu menghibur kita disaat kita sedih.
Sahabat selalu mendukung kita kapan'pun,dimanapun.
Sahabat selalu membuat kita tertawa dan menyabarkan hati kita dengan tenang di saat kita terpuruk.
Sahabat selalu menepati janjinya dengan baik.
Sahabat selalu menjaga hati kita dengan baik.
Sahabat selalu membela kita di saat kita disalahkan.
Sahabat selalu menjaga rahasia kita.
Sahabat selalu membuat kita bangga.

Sahabat selalu mengerti kita.
Sahabat selalu menasihati kita di saat kita tengah ataupun telah melakukan kesalahan sekecil apapun.
Sahabat selalu mendengarkan kita di saat kita curhat.
Sahabat selalu menenangkan hati di saat kesabaran kita tak terkendali.
Sahabat selalu meredamkan amarah kita.
Sahabat selalu menjadi dirinya sendiri.


Jika kamu memiliki ciri-ciri di atas,,kamu bisa menjadi sahabat sejati yang baik


Namun:
Sahabat tak selalu terbuka pada kita.
Sahabat tak selalu bisa ada setiap waktu.
Sahabat tak selalu bisa meredamkan amarah kita dengan baik.
Sahabat tak selalu bisa menenangkan hati.
Sahabat tak selalu bisa menghangatkan hati.
Sahabat tak selalu bisa menjaga hati kita.
Sahabat tak selalu bisa mengerti keadaan kita.
Sahabat tak selalu bisa menasihati kita dengan baik.




Karena Sahabat adalah manusia yang tak sempurna. Sahabat manusia memang tak sempurna,apalagi hewan?!
eheheheheh...
Love You Best Friend's!
Aku berharap bisa mendapat banyak sahabat walaupun bukan Sahabat Sejati. Dan aku harap,aku bisa memiliki sahabat untuk selamanya.

Taylor Swift - You Belong With Me


You Belong With Me lyrics
Songwriters: Rose, Liz; Swift, Taylor Alison;

You're on the phone with your girlfriend, she's upset
She's going off about something that you said
'Cause she doesn't get your humor like I do

I'm in the room, it's a typical Tuesday night
I'm listening to the kind of music she doesn't like
And she'll never know your story like I do

But she wears short skirts, I wear T-shirts
She's Cheer Captain and I'm on the bleachers
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along, so why can't you see?
You, you belong with me, you belong with me

Walking the streets with you and your worn-out jeans
I can't help thinking this is how it ought to be
Laughing on a park bench, thinking to myself
Hey, isn't this easy?

And you've got a smile that could light up this whole town
I haven't seen it in a while since she brought you down
You say you're fine, I know you better than that
Hey, what ya doing with a girl like that?

She wears high heels, I wear sneakers
[. From: http://www.elyrics.net/read/t/taylor-swift-lyrics/you-belong-with-me-lyrics.html .]
She's Cheer Captain and I'm on the bleachers
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along, so why can't you see?
You belong with me

Standing by and waiting at your back door
All this time how could you not know?
Baby, you belong with me, you belong with me

Oh, I remember you driving to my house in the middle of the night
I'm the one who makes you laugh when you know you're 'bout to cry
And I know your favorite songs and you tell me 'bout your dreams
Think I know where you belong, think I know it's with me

Can't you see that I'm the one who understands you?
Been here all along, so why can't you see?
You belong with me

Standing by and waiting at your back door
All this time, how could you not know?
Baby, you belong with me, you belong with me

You belong with me
Have you ever thought just maybe
You belong with me?
You belong with me

Avril Lavigne - My Happy Ending lyrics

 
"My Happy Ending"

So much for my happy ending

Oh oh, oh oh, oh oh...

Let's talk this over

It's not like we're dead
Was it something I did?
Was it something You said?
Don't leave me hanging
In a city so dead
Held up so high
On such a breakable thread

You were all the things I thought I knew

And I thought we could be
[Chorus:]
You were everything, everything that I wanted
We were meant to be, supposed to be, but we lost it
And all of the memories, so close to me, just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending
Oh oh, oh oh, oh oh...

You've got your dumb friends

I know what they say
They tell you I'm difficult
But so are they
But they don't know me
Do they even know you?
All the things you hide from me
All the shit that you do
[CD version]
All the stuff that you do
[radio edited version]

You were all the things I thought I knew

And I thought we could be
[Chorus]

It's nice to know that you were there

Thanks for acting like you cared
And making me feel like I was the only one
It's nice to know we had it all
Thanks for watching as I fall
And letting me know we were done
[Chorus x2]
[x2]
Oh oh, oh oh, oh oh...
So much for my happy ending

Oh oh, oh oh, oh oh...